Ini sambungan Cerpen karyaku sendiri..
jika ada kemiripan dan kesamaan nama,tempat,suasana dan lain sebagainya.Mohon dimaafkan karna itu semua diluar rencana saya sebagai penulis cerita ini. maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, karna saya juga baru belajar dalam bidang ini. sekian dan terima kasih.
jika ada kemiripan dan kesamaan nama,tempat,suasana dan lain sebagainya.Mohon dimaafkan karna itu semua diluar rencana saya sebagai penulis cerita ini. maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, karna saya juga baru belajar dalam bidang ini. sekian dan terima kasih.
Beberapa
jam kemudian, ibu sedang membaca majalah di ruang
tamunya dan dia terlonjak kaget karna pintu rumahnya di buka dengan kasar. Segera ibu melihat kerah pintu rumahnya dan mendapatkan Yesi sedang mengerucutkan bibirnya. Dia berjalan dengan kesal kearah ibunya.“Buuu!!!!!!”
Teriak Yesi ketika dia
sudah sampai di depan mamanya.“Heeii? Ada apa Yesi?” Tanya ibu heran, “Aku ingin jalan-jalan kepantai!!” Yesi masih saja
berkata dengan teriak. Ibu yang
mendengarnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Dia bingung harus menjawab permintaan Yesi dengan kata kata apa. “Memangnya apa yang membuatmu berkata seperti??” Tanya ibu santai sambil menggendong Yesi dan
menaruhnya di pangkuannya.
“Aku mendengar teman-temanku yang bercerita tentang perjalanan mereka ke pantai. Mereka membangun istana dari pasir pantai dan mereka bermain air laut dan sore harinya mereka makan di restorant yang penuh dengan tema pantai, Aku juga ingin buu!! Aku bosan di rumah terus! Aku butuh refreshing!” Yesi berkata sangat panjang. Ibu melongo mendengar jawaban anaknya dan lagi-lagi ibu tidak tau apa yang harus dia jawab.
“Akan ibu bicarakan dulu dengan ayah. Sekarang kau ganti baju saja sana?” ucap ibu dengan lembut. Yesi hanya menurut dan berjalan kearah kamarnya.
Tepat pukul 14:00, Ayah pulang dan membuka pintu rumahnya. Didapatinya sang istri tengah mengajarkan sesuatu kepada anak semata wayangnya. Yesi berteriak girang dan langsung menghampiri ayah. Dia berteriak girang bukan karena ayahnya pulang. Dia ingat bahwa ibu akan membicarakan tentang ‘liburan’ kepada ayah. Dan mungkin ini saatnya, pikir Yesi. “Ayahh?” Tanya Yesi kepada ayah. “Hm?” ayah menjawab sambil menggendongannya. “Bolehkah aku meminta saat liburan nanti kita ke pantai?” Tanya Yesi dengan hati hati.
Ayah tersenyum saat mendengar pertanyaan anaknya.“Tentu boleh”. “Yeayyy!!! Terima kasih ayah, Yesi sayang ayah” Yesi berteriak girang dan langsung berlari kearah kamarnya. Tidak tau apa yang akan di lakukan nya di dalam kamarnya itu.
“sudah sekarang ganti bajumu sana!” ucap ibu kepada suaminya itu. “hm!” jawab singkat dengan cepat dan langsung berjalan kearah kamarnya. Lalu ibu mengikuti langkah ayah dengan langkah lambat. Setelah itu, ibu duduk bersandar di atas ranjang dan ayah datang menghampiri “Ada apa, bu? Kenapa kau tampak bingung??” tanya ayah dan duduk disamping istrinya. “Aku masih memikirkan permintaan anak kita, yah. Oh iya, memangnya kantor ayah kapan liburnya??” ucap ibu sambil menatap suaminya itu. “Ohh, kalau soal itu. ibu tenang saja, mulai besok ayah sudah bisa libur karena pekerjaan ayah sudah selesai dan bos ayah memberikan ayah libur” jelas ayah panjang lebar. Mendengar penjelasan ayah, akhirnya ibu menghela napas dan tidur dengan tenang.
Keesokkan harinya, ibu bangun dan menyiapkan perbekalan mereka selama perjalanan liburan mereka. Setelah selesai, ibu segera membangunkan Yesi dan mengeluarkan koper mini yang berwarna hitam dari bawah kolong meja belajar anaknya. “Bu, ibu sedang apa??” ucap Yesi lalu menghampiri ibu yang tengah memilah-milah pakaian Yesi. “hmm, ayo tebak? tanya ibu dengan menyimpulkan seutas senyuman. “Apa ya?? Apa jangan-jangan kita mau liburan ke pantai ya bu?” tanyanya dengan hati-hati kearah ibu. Tanpa mendengar balasan dari ibunya, Yesi langsung memeluk ibu dan mengecup pipi ibunya tersebut.
Setelah selesai, membenahi pakaian yang akan di bawa. Ayah memasukkan beberapa barang bawaan ke dalam bagasi mobil dan mereka berangkat menuju salah satu pantai yang terbilang sangat terkenal di daerah tempat mereka tinggal. Diperjalanan Yesi tidak mau diam, dia terus berkata-kata kepada ayah dan ibunya, membicarakan hal apa saja yang akan mereka lakukan ketika sampai disana.
“Aku mendengar teman-temanku yang bercerita tentang perjalanan mereka ke pantai. Mereka membangun istana dari pasir pantai dan mereka bermain air laut dan sore harinya mereka makan di restorant yang penuh dengan tema pantai, Aku juga ingin buu!! Aku bosan di rumah terus! Aku butuh refreshing!” Yesi berkata sangat panjang. Ibu melongo mendengar jawaban anaknya dan lagi-lagi ibu tidak tau apa yang harus dia jawab.
“Akan ibu bicarakan dulu dengan ayah. Sekarang kau ganti baju saja sana?” ucap ibu dengan lembut. Yesi hanya menurut dan berjalan kearah kamarnya.
Tepat pukul 14:00, Ayah pulang dan membuka pintu rumahnya. Didapatinya sang istri tengah mengajarkan sesuatu kepada anak semata wayangnya. Yesi berteriak girang dan langsung menghampiri ayah. Dia berteriak girang bukan karena ayahnya pulang. Dia ingat bahwa ibu akan membicarakan tentang ‘liburan’ kepada ayah. Dan mungkin ini saatnya, pikir Yesi. “Ayahh?” Tanya Yesi kepada ayah. “Hm?” ayah menjawab sambil menggendongannya. “Bolehkah aku meminta saat liburan nanti kita ke pantai?” Tanya Yesi dengan hati hati.
Ayah tersenyum saat mendengar pertanyaan anaknya.“Tentu boleh”. “Yeayyy!!! Terima kasih ayah, Yesi sayang ayah” Yesi berteriak girang dan langsung berlari kearah kamarnya. Tidak tau apa yang akan di lakukan nya di dalam kamarnya itu.
“sudah sekarang ganti bajumu sana!” ucap ibu kepada suaminya itu. “hm!” jawab singkat dengan cepat dan langsung berjalan kearah kamarnya. Lalu ibu mengikuti langkah ayah dengan langkah lambat. Setelah itu, ibu duduk bersandar di atas ranjang dan ayah datang menghampiri “Ada apa, bu? Kenapa kau tampak bingung??” tanya ayah dan duduk disamping istrinya. “Aku masih memikirkan permintaan anak kita, yah. Oh iya, memangnya kantor ayah kapan liburnya??” ucap ibu sambil menatap suaminya itu. “Ohh, kalau soal itu. ibu tenang saja, mulai besok ayah sudah bisa libur karena pekerjaan ayah sudah selesai dan bos ayah memberikan ayah libur” jelas ayah panjang lebar. Mendengar penjelasan ayah, akhirnya ibu menghela napas dan tidur dengan tenang.
Keesokkan harinya, ibu bangun dan menyiapkan perbekalan mereka selama perjalanan liburan mereka. Setelah selesai, ibu segera membangunkan Yesi dan mengeluarkan koper mini yang berwarna hitam dari bawah kolong meja belajar anaknya. “Bu, ibu sedang apa??” ucap Yesi lalu menghampiri ibu yang tengah memilah-milah pakaian Yesi. “hmm, ayo tebak? tanya ibu dengan menyimpulkan seutas senyuman. “Apa ya?? Apa jangan-jangan kita mau liburan ke pantai ya bu?” tanyanya dengan hati-hati kearah ibu. Tanpa mendengar balasan dari ibunya, Yesi langsung memeluk ibu dan mengecup pipi ibunya tersebut.
Setelah selesai, membenahi pakaian yang akan di bawa. Ayah memasukkan beberapa barang bawaan ke dalam bagasi mobil dan mereka berangkat menuju salah satu pantai yang terbilang sangat terkenal di daerah tempat mereka tinggal. Diperjalanan Yesi tidak mau diam, dia terus berkata-kata kepada ayah dan ibunya, membicarakan hal apa saja yang akan mereka lakukan ketika sampai disana.
*Tamat*