Jumat, 08 Mei 2015

Keluarga kecil (Part terakhir)


Ini sambungan Cerpen karyaku sendiri..
jika ada kemiripan dan kesamaan nama,tempat,suasana dan lain sebagainya.Mohon dimaafkan karna itu semua diluar rencana saya sebagai penulis cerita ini. maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, karna saya juga baru belajar dalam bidang ini. sekian dan terima kasih.

        Beberapa jam kemudian, ibu sedang membaca majalah di ruang tamunya dan dia terlonjak kaget karna pintu rumahnya di buka dengan kasar. Segera ibu melihat kerah pintu rumahnya dan mendapatkan Yesi sedang mengerucutkan bibirnya. Dia berjalan dengan kesal kearah ibunya.“Buuu!!!!!!” Teriak Yesi ketika dia sudah sampai di depan mamanya.“Heeii? Ada apa Yesi?” Tanya ibu heran, “Aku ingin jalan-jalan kepantai!!” Yesi masih saja berkata dengan teriak. Ibu yang mendengarnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Dia bingung harus menjawab permintaan Yesi dengan kata kata apa. “Memangnya apa yang membuatmu berkata seperti??” Tanya ibu santai sambil menggendong Yesi dan menaruhnya di pangkuannya.
       
“Aku mendengar teman-temanku yang bercerita tentang perjalanan mereka ke pantai. Mereka membangun istana dari pasir pantai dan mereka bermain air laut dan sore harinya mereka makan di restorant yang penuh dengan tema pantai, Aku juga ingin buu!! Aku bosan di rumah terus! Aku butuh refreshing!” Yesi berkata sangat panjang. Ibu melongo mendengar jawaban anaknya dan lagi-lagi ibu tidak tau apa yang harus dia jawab.
       
“Akan ibu bicarakan dulu dengan ayah. Sekarang kau ganti baju saja sana?” ucap ibu dengan  lembut. Yesi hanya menurut dan berjalan kearah kamarnya.
        Tepat pukul 14:00, Ayah pulang dan
membuka pintu rumahnya. Didapatinya sang istri tengah mengajarkan sesuatu kepada anak semata wayangnya. Yesi berteriak girang dan langsung menghampiri ayah. Dia berteriak girang bukan karena ayahnya pulang. Dia ingat bahwa ibu akan membicarakan tentang ‘liburan’ kepada ayah. Dan mungkin ini saatnya, pikir Yesi.Ayahh?” Tanya Yesi kepada ayah. “Hm?” ayah menjawab sambil menggendongannya. “Bolehkah aku meminta saat liburan nanti kita ke pantai?” Tanya Yesi dengan  hati hati.
        Ayah
tersenyum saat mendengar pertanyaan anaknya.“Tentu boleh”. “Yeayyy!!! Terima kasih ayah, Yesi sayang ayahYesi berteriak girang dan langsung berlari kearah kamarnya. Tidak tau apa yang akan di lakukan nya di dalam kamarnya itu.
       
sudah sekarang ganti bajumu sana!” ucap ibu kepada suaminya itu. hm!” jawab singkat dengan cepat dan langsung berjalan kearah kamarnya. Lalu ibu mengikuti langkah ayah dengan langkah lambat. Setelah itu, ibu duduk bersandar di atas ranjang dan ayah datang menghampiri “Ada apa, bu? Kenapa kau tampak bingung??” tanya ayah dan duduk disamping istrinya. “Aku masih memikirkan permintaan anak kita, yah. Oh iya, memangnya kantor ayah kapan liburnya??” ucap ibu sambil menatap suaminya itu. “Ohh, kalau soal itu. ibu tenang saja, mulai besok ayah sudah bisa libur karena pekerjaan ayah sudah selesai dan bos ayah memberikan ayah libur” jelas ayah panjang lebar. Mendengar penjelasan ayah, akhirnya ibu menghela napas dan tidur dengan tenang.
        Keesokkan harinya, ibu bangun dan menyiapkan perbekalan mereka selama perjalanan liburan mereka. Setelah selesai, ibu segera membangunkan Yesi dan mengeluarkan koper mini yang berwarna hitam dari bawah kolong meja belajar anaknya. “Bu, ibu sedang apa??” ucap Yesi lalu menghampiri ibu yang tengah memilah-milah pakaian Yesi. “hmm, ayo tebak? tanya ibu dengan menyimpulkan seutas senyuman. “Apa ya?? Apa jangan-jangan kita mau liburan ke pantai ya bu?” tanyanya dengan hati-hati kearah ibu. Tanpa mendengar balasan dari ibunya, Yesi langsung memeluk ibu dan mengecup pipi ibunya tersebut.
        Setelah selesai, membenahi pakaian yang akan di bawa. Ayah memasukkan beberapa barang bawaan ke dalam bagasi mobil dan mereka berangkat menuju salah satu pantai yang terbilang sangat terkenal di daerah tempat mereka tinggal. Diperjalanan Yesi tidak mau diam, dia terus berkata-kata kepada ayah dan ibunya, membicarakan hal apa saja yang akan mereka lakukan ketika sampai disana.

*Tamat*

Keluarga Kecil (Part 1)


"Ini Cerpen karyaku sendiri..
jika ada kemiripan dan kesamaan nama,tempat,suasana dan lain sebagainya.Mohon dimaafkan karna itu semua diluar rencana saya sebagai penulis cerita ini. maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, karna saya juga baru belajar dalam bidang ini. sekian dan terima kasih".

Keluarga Kecil
Setiap pagi di kediaman keluarga yang masih di bilang baru ini selalu seperti ini. Seorang wanita separuh bayah yang sibuk di dapur memasak untuk suaminya dan putri kecilnya. Sang ayah yang sibuk berlari mengejar putri kecilnya yang terus menerus berlari agar tidak di suruh mandi. Dan sepasang suami istri tersebut menamai putri kecilnya mereka dengan nama “Yesi”. Nama yang indah dan lucu seperti dirinya.
        Ibu
hanya mengerang frustasi dan menghampiri putri kecilnya yang kebetulan berlarinya di depannya.“Kena kau!” ucap ibu yang langsung menggendong putri kecilnya sambil mencubit hidung anaknya.“Huaaa buuu!! Lepaskan!!!” Yesi meraung-raung di gendongan ibunya. Ibunya terus saja berjalan ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamar anaknya itu.
       
“Sekarang mandi dan pergi sekolah!” Suruh ibu dan Yesi pun langsung menurut.“Bu, Apa kau tidak terlalu galak menyuruhnya?” Tiba tiba ayah datang dan berdiri di samping ibu.“Tidak. Yesi harus mandiri. Dia tidak bisa dimanjakan terus menerus. Kau yang selalu memanjakannya!” Jawab ibu panjang lebar.“Tapikan dia masih kecil. Masih bisa kita manjakan”.“Tapi harus di biasakan mandiri sejak kecil!” ucap ibu. “Ta-” ucapan Ayah terpotong karena Yesi putrinya sudah keluar dari kamar mandinya. Ibu langsung menghampiri Yesi dan membawanya ke depan lemari pakaian Yesi. Lalu ibu mengambil baju seragam Yesi dan memakaikannya.“Sudah. Ayo turun. Kita sarapan dan setelah itu kau pergi ke sekolah” ucap ibu dan mencium pipi Yesi.
        Yesi
hanya merengut dan langsung mengelap pipinya yang habis di cium ibunya. Setelah itu, mereka bertiga keluar dari kamar Yesi dan berjalan menuruni tangga. Yesi yang berada di gendongan ayah tertawa bersamanya karena ayah memberinya lelucon yang lucu. Ibu yang mendengarnya merasa lelucon dari suaminya tidak lucu sama sekali. Mereka mengambil tempat duduk masing masing ketika sudah tiba di ruang makan. Ibu yang bersebelahan dengan sang suami, dan Yesi yang berada di depan ibunnya.
       
Ibu mengambilkan makanan Yesi dan memberinya. Ibu menopang dagunya dengan tangannya dan memandang Yesi. Dia sangat bersyukur mendapat malaikat kecil yang cantik.“Aku selesai!!” Yesi berkata dengan girang dan turun dari bangkunya sambil melompat lalu mengambil tas ranselnya yang berada di sampingnya.
       
“Cepat, yah! nanti Yesi terlambat” ucap ibu sambil mengambil piring kotor Yesi. Lalu ayah berdiri dan mencium pipi kanan ibu sekilas.“HABISKAN MAKANANMU DULU BARU MENCIUMKU!” Ibu berteriak kepada suaminya. Ayah hanya tertawa dan mengambil tas kerjanya. Ibu berjalan ke arah pintu rumahnya setelah menaruh piring kotor di tempatnya. Dia melambaikan tangannya ke mobil suaminya yang didalamnya ada ayah dan Yesi. Mereka membalas lambaian ibu.
*To be Continue